Cina, Rusia, dan Iran: Aliansi Energi untuk Menggulingkan Hegemoni Dolar
Oleh: Redaksi
Dukungan Cina dan Rusia terhadap Iran bukan sekadar soal pertemanan antarnegara yang sama-sama bermusuhan dengan Amerika Serikat. Di balik manuver diplomatik yang mereka tampilkan di forum internasional, ada agenda geopolitik yang jauh lebih dalam: mengakhiri dominasi global dolar AS dan memperkuat blok kekuatan Timur.
Minyak Iran: Nafas Ekonomi dan Senjata Politik
Cina membeli lebih dari 60% ekspor minyak Iran, bukan hanya karena kebutuhan energi yang terus meningkat, tetapi karena Iran menawarkan minyak dengan harga miring—diskon yang tidak bisa ditolak. Transaksi ini tidak dilakukan dengan dolar, melainkan dengan Yuan, mata uang nasional Cina.
Dengan begitu, dua hal langsung tercapai: menyehatkan ekonomi Cina dan sekaligus menohok sistem keuangan internasional yang dipimpin AS. Bagi Cina, ini adalah taktik bertahap yang strategis, dan bagi Iran, ini adalah peluang untuk keluar dari jerat sanksi Amerika.
Iran: Simbol Ketahanan Ekonomi Tanpa Barat
Iran bukan negara sembarangan. Meski dijatuhi sanksi ekonomi lebih dari 40 tahun oleh Amerika dan sekutunya, Iran tetap bertahan. Tanpa utang dari IMF, tanpa bantuan dari Bank Dunia, dan tanpa bergantung pada dolar, Iran membuktikan bahwa sistem ekonomi alternatif bisa hidup dan berkembang.
Menurut Daddy Palgunadi, pengamat politik global dari YBGR:
> “Kita sedang menyaksikan transformasi peradaban. Ketika Iran bisa berdiri sendiri tanpa Bank Dunia dan IMF, dunia harus sadar bahwa Barat bukan satu-satunya jalan. Ini bukan sekadar strategi Iran, ini tamparan keras bagi sistem moneter global yang bias,”
— Daddy Palgunadi, YBGR.
Rusia dan Bandar Abbas: Proyeksi Kekuatan Militer
Dari sisi Rusia, Iran menawarkan panglima kekuatan di Laut Tengah dan sekitarnya. Pangkalan angkatan laut Rusia di Bandar Abbas memungkinkan Moskow memproyeksikan pengaruhnya di Timur Tengah, menyeimbangkan kekuatan NATO yang berbasis di Mediterania.
Lebih dari itu, dalam perang melawan Ukraina, drone Iran Shahed 136 menjadi senjata murah tapi efektif. Ini bukan hanya soal alutsista, ini soal efisiensi dalam konflik jangka panjang—di mana biaya bisa menentukan kemenangan.
Energi dan Masa Depan Aliansi Timur
Dengan 206 miliar barel cadangan minyak dan 16% cadangan gas dunia, Iran adalah raksasa energi yang belum sepenuhnya dimanfaatkan dunia. Dan Cina tahu itu. Sementara Barat disibukkan dengan narasi nuklir dan sanksi, Cina dan Rusia membangun strategi jangka panjang: menjadikan Iran pusat pasokan energi bagi Asia Timur dan Eropa Timur
Masih dalam keterangan Daddy Palgunadi
> “Dunia sedang menyeberang ke sistem baru. Minyak, gas, dan mata uang lokal menjadi alat perlawanan terhadap hegemoni Barat. Dalam peta baru ini, Iran adalah simpul penting, dan Cina-Rusia adalah jembatannya,”
— Daddy Palgunadi, YBGR.
Dukungan Cina dan Rusia terhadap Iran bukan hanya bentuk solidaritas geopolitik, tetapi juga bagian dari strategi global yang sedang dimainkan untuk menggeser pusat kekuatan dari Washington ke Beijing dan Moskow. Minyak, mata uang, militer, dan keberanian melawan sanksi menjadi fondasi utama aliansi ini.
Pertanyaannya kini: apakah dunia siap melihat dunia baru tanpa dominasi dolar? Atau justru akan lahir perang baru untuk mempertahankan status quo?









Komentar