Jakarta – Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa memastikan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat atau Pangkostrad akan segera terisi.
Tak hanya itu, dia juga memastikan pejabat Pangkostrad itu akan diisi pejabat dari Mayor Jenderal alias bintang dua.
Saat ini, ada dua calon beredar yakni Pangdam Udaya Mayjen Maruli Simanjuntak dan Pangdam Siliwangi Mayjen Agus Subiyanto.
Apalagi, selama ini jabatan Pangkostrad sudah kosong selama dua bulan.
Sejak Jenderal Dudung Abdurachman dilantik presiden sebagai kepala staf angkatan darat, jabatan ini otomatis kosong.
Jenderal Andikan mengatakan proses penunjukkan Pangkostrad oleh Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) antara seminggu atau dua pekan ke depan.
Kekosongan jabatan yang diisi pejabat bintang 3 ini pun akan diisi oleh pejabat muda.
“Semua bintang dua yang eligible (layak), itu yang untuk AD (Pangkostrad),” kata Andika seusai rapat koordinasi tingkat menteri di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Jakarta, Senin (17/1/2022).
Mengerejut ke Maruli hingga Agus Subiyanto
Direktur Institut for Security and Strategic Study (ISSES) Khairul Fahmi menilai, Pangdam Udaya Mayjen Maruli Simanjuntak dan Pangdam Siliwangi Mayjen Agus Subiyanto mempunyai peluang sebagai Pangkostrad baru.
Dua calon beredar yakni Pangdam Udaya Mayjen Maruli Simanjuntak dan Pangdam Siliwangi Mayjen Agus Subiyanto.
Selain karena sudah atau sedang menjabat Pangdam, keduanya juga tergolong sama-sama mempunyai kedekatan dengan Presiden Joko Widodo.
Sebab, Maruli dan Agus Subiyanto sama-sama eks Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres).
Selain itu, Maruli merupakan menantu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
“Tentu saja dalam hal ini Maruli memang memiliki peluang. Namun bukan hanya dia, ada sederetan perwira bintang dua yang juga layak untuk mengisi jabatan Pangkostrad,” ujar Fahmi kepada Kompas.com, Kamis (13/1/2022).
Meski demikian, Fahmi menyebut, peluang itu bisa saja sirna apabila dalam penunjukkannnya ternyata mempertimbangkan aspek senioritas.
Maruli yang merupakan abituren Akademi Militer (Akmil) 1992 dianggap tidak akan menjadi pilihan utama karena masih ada sederet seniornya yang sama-sama layak mengemban jabatan tersebut.
“Maruli yang merupakan alumni Akmil 1992, tidak akan berada di prioritas pertama karena ada sejumlah senior di generasi Akmil 90-an yang juga layak, memiliki prestasi dan kaya pengalaman,” kata Fahmi.
Sementara itu, Agus Subianto adalah alumni Akmil 1991.
Di sisi lain, Fahmi mengungkapkan bahwa pengisian jabatan Pangkostrad tidak bisa terhindarkan dari dinamika politik.
Hal ini dapat terlihat karena penunjukkan Pangksotrad harus melalui keputusan Presiden.
Namun yang terpenting, kata dia, hal-hal yang bersifat politis seperti kedekatan dengan kekuasaan maupun kekuatan politik tertentu mestinya tidak boleh menjadi pertimbangan utama.
Karena itu, imbuh dia, para pemangku kepentingan termasuk Presiden Joko Widodo jika telah mengantongi nama supaya segera disampaikan.
“Mau Maruli atau siapa pun sepanjang dinilai layak, segera saja dilantik, sehingga isu ini bisa disudahi,” tegas dia.
“Toh siapa pun yang ditunjuk, enggak akan ada resistensi sepanjang memenuhi syarat, kompeten dan tidak punya riwayat karier yang buruk atau pernah melanggar hukum,” imbuh dia.(*)
Komentar