Kabarmiliter.id – Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) TNI Jenderal TNI Purn Pramono Edhie Wibowo telah wafat semalam, dan akan dimakamkan siang ini.
Berdasarkan keterangan resmi dari TNI AD, jenazah Pramono–yang meninggal dalam usia 65–itu dibawa dari RSUD Cimacan, Kabupaten Cianjur ke rumah duka. Alamat rumah duka adalah Puri Cikeas Indah No. 08 RT 03 RW 02 Jl. Alternatif Cibubur Nagrak, Kec Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat Indonesia
“Rencana besok [Minggu (14/6]) akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan,” ujar Kadispenad Brigjen TNI Nefra Firdaus dalam keterangan persnya, Sabtu (13/6) malam.
Dari Netra, diketahui Pramono meninggal karena sakit saat sedang berlibur bersama keluarganya di kediaman desa. Ciwalen, kecamatan Sukaresmi. Ia disebut mendadak sakit dengan diagnosa serangan jantung.
“Sebagai bentuk penghormatan dan rasa duka cita yang mendalam atas kepergian Almarhum Jenderal TNI Purn Pramono Edhie Wibowo, seluruh satuan jajaran TNI Angkatan Darat mulai hari Minggu (14/6) selama 7 hari mengibarkan bendera setengah tiang,” pungkas Nefra.
Semasa hidupya, Pramono pernah menjabat KSAD pada 30 Juni 2011-20 Mei 2013. Sebelumnya Almarhum juga pernah menjabat sebagai Pangkostrad, Panglima Kodam III/Siliwangi dan Komandan Jenderal Kopassus.
Pramono Edhie Wibowo merupakan kakak dari Ani Yudhoyono. Keduanya merupakan anak dari tokoh militer Letjen TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo.
Pramono Edhie lahir di Magelang, Jawa Tengah, 5 Mei 1955. Ingin mengikuti jejak ayahnya sebagai tentara, Pramono membangun karirnya dengan menempuh pendidikan AKABRI pada 1980.
Ketika itu, ia langsung ditunjuk sebagai Komandan Pleton Grup I Komandan Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha). Berkat kegigihannya, karir Pramono cepat melesat.
Empat tahun kemudian atau pada 1984, Pramono ditunjuk sebagai Komandan Kompi 112/11 grup I Kopassandha.
Demi mencapai karir tertinggi, pada 1995 Pramono menempuh Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Sesko AD).
Satu tahun kemudian, Pramono menjabat sebagai Perwira Intel Operasi grup I Kopassus. Ia lantas menjabat sebagai wakil Komandan dan terpilih menjadi Komandan dua tahun kemudian.
Setelah masa reformasi berlangsung, Pramono tugasnya merapat ke istana. Ia dipilih menjadi ajudan Presiden Megawati Soekarno Putri pada tahun 2001.
Pada tahun yang sama, Pramono kembali menempuh Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia (Sesko TNI), dan kemudian menjabat sebagai Perwira Tinggi Staf Ahli Bidang Ekonomi Sesko TNI 2004.
Karir Pramono tak berhenti sampai di situ. Pada 2005 dia terpilih menjadi Wakil Danjen Kopassus. Lalu dua taun berikutnya jadi Kasdam IV/ Diponegoro.
Di tahun 2008, Pramono menjabat Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus TNI AD hingga tahun 2009. Selanjutnya, Pramono menjabat sebagai Panglima KOSTRAD Pangdam III Siliwangi.
Meski mempunyai karir cemerlang, Pramono Edhie Wibowo ternyata pernah diterpa isu miring. Itu ketika dirinya ditunjuk sebagai Kepala Staf Angkatan Darat pada 2011.
Ketika itu, beredar kabar bahwa penunjukan Pramono Edhie Wibowo menggantikan George Toisutta disebut berbau nepotisme, karena di saat bersamaan kakak iparnya Susilo Bambang Yudhoyono menjabat sebagai Presiden RI.
Banyak pihak berpendapat bahwa Pramono Edhie menjabat KSAD karena pengaruh SBY. Walau demikian, ketika itu Pramono tidak berada dalam satu partai yang sama yakni Demokrat.
Pramono Edhie baru masuk ke partai besutan SBY itu pada 29 Juni 2013 setelah pensiun dari TNI. Ia menjabat sebagai Dewan Pembina Partai Demokrat.
Pramono Edhie Wibowo juga menjadi salah satu kandidat peserta Konvensi Capres Partai Demokrat bersama 10 orang kandidat lainnya.
Kesepuluh peserta konvensi lainnya adalah Hayono Isman, Marzuki Alie, dan Sinyo Harry Sarundajang yang merupakan kader partai.
Ali Masykur Musa, Anies Baswedan, Dahlan Iskan, Dino Patti Djalal, Gita Wirjawan, Irman Gusman dan Endriartono Sutarto yang berasal dari luar partai. Ia dan Endriartono merupakan peserta yang berasal dari latar belakang militer.
Pada 16 Mei 2014, Partai Demokrat mengumumkan hasil Konvensi Capres, Pramono Edhie Wibowo menempati posisi kedua setelah Menteri Badan Usaha Milik Negara, Dahlan Iskan. (Naff)
Komentar