Menhan Prabowo saat temu Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto di Mabes TNI, Cilangkap. (foto Twitter @prabowo)
JAKARTA – Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan memasuki pensiun pada akhir tahun ini.
Siapa sosok jenderal yang berpeluang untuk menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto menduduki jabatan sebagai Panglima TNI?
Setidaknya ada tiga jenderal yang berpeluang untuk menjadi Panglima TNI.
Ketiganya yakni KASAD Jenderal Andika Perkasa, KASAL Laksamana TNI Yudo Margono dan KASAU Marsekal Fadjar Prasetyo.
Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon menyebut ketiganya berpeluang menjadi Panglima TNI.
Namun demikian, Effendi memang menyatakan dukungan pada Jenderal Andika Perkasa.
“Saya kira suksesi panglima TNI yang akan berakhir memang 3 kepala staf (matra TNI) semua memiliki peluang,” ujar Effendi kepada KompasTV, Jumat (28/5/2021).
Effendi menyebut, ketiga pimpinan matra TNI memiliki kemampuan mumpuni untuk menjadi Panglima TNI yang baru.
“Kalau dilihat dari sisi kemampuan, mereka semua saya kira kemampuannya berada di atas rata-rata,” kata Effendi.
Effendi mengakui, Jenderal Andika Perkasa, yang telah menjabat selama dua tahun lebih, punya peluang terbesar.
“Apakah Jenderal Andika Perkasa lebih berpeluang, saya kira iya,” ucapnya.
Meski begitu, keputusan soal pemilihan Panglima TNI baru ini tetap berada di tangan Presiden Jokowi.
“Tetapi, berpulang lagi kepada Presiden untuk melihat apakah saat ini dan saat yang akan datang dibutuhkan figur kepemimpinan Jenderal Andika untuk memimpin TNI yang terdiri dari 3 matra,” beber Effendi.
“Faktor-faktor Ini sangat berpengaruh pada keputusan politik dari Presiden Jokowi,” imbuhnya.
Bagaimanapun, Effendi tetap menyebut, Andika Perkasa layak menjadi Panglima TNI.
“Kalau dari sisi persyaratan, kepatutan dan seluruh persyaratan lainnya dari sosok Jenderal Andika sudah sangat mumpuni,” ujarnya.
Sosok Panglima TNI yang baru ini, kata Effendi, perlu memunculkan sinergi antara ketiga matra TNI dengan Kementerian Pertahanan serta Menteri Pertahanan.
“Kalau Jenderal Andika Perkasa diberi kesempatan menjadi Panglima TNI saat ini, maka akan ada waktu. Kurang lebih ada 2 tahun melakukan pembenahan yang total,” pungkasnya.
Biodata Jenderal Andika Perkasa
Andika Perkasa lahir di Bandung, Jawa Barat pada 21 Desember 1964.
Andika merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1987.
Andika menjadi jenderal TNI yang memiliki gelar akademik sangat panjang.
Di belakang namanya tercantum titel S.E., M.A., M.Sc., M.Phil., Ph.D.
Dikutip dari wikipedia, Andika adalah lulusan The Military College of Vermont, Norwich University (Northfield, Vermont, USA), National War College, National Defense University (Washington D.C., USA).
Dia juga lulus dari kampus ternama lainnya, Harvard University (Massachusetts, USA) dan The Trachtenberg School of Public Policy and Public Administration, The George Washington University (Washington D.C., USA).
Selain pendidikan umum, Andika yang lulus Akademi Militer tahun 1987 ini mengikuti Sesarcab Infanteri, Pendidikan KomandoSekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) (Lulusan Terbaik Susreg XXXVII 1999/2000), Sesko TNI hingga Lemhannas RI
Andika Perkasa ialah perwira TNI dengan segudang prestasi.
Dikutip dari Tribunnews (grup Surya.co.id), Kamis (22/11/2018) rekam jejak militernya dimulai ketika lulus Akademi Militer (Akmil) tahun 1987.
Setelahnya Andika menjalani pendidikan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) (Lulusan Terbaik Susreg XXXVII 1999/2000).
Andika kemudian bergabung dengan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Karirnya di Korps Baret Merah sangat cemerlang.
Ia pernah menjabat sebagai Komandan Peleton (Danton) Grup 2/Para Komando Kopassus (1987), Komandan Unit 3 Grup 2/Para Komando Kopassus (1987) hingga Komandan Tim 3 Sat Gultor 81 (1995).
Karir militer Andika sangat panjang dan cemerlang hingga terakhir dirinya menjabat sebagai Pangkostrad.
Berikut profil dan biodata Laksamana TNI Yudo Margono dan Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.
1. Laksamana TNI Yudo Margono
Laksamana Yudo Margono merupakan alumnus Akademi Angkatan Laut angkatan ke-XXXIII/tahun 1988.
Yudo menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) sejak 24 September 2019.
Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I atau Kogabwilhan I adalah komando utama operasi Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Kogabwilhan I merupakan satuan baru yang langsung berada di bawah komando Panglima TNI.
Markas Kogabwilhan I berada di Jalan MT Haryono Km 3,5 Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.
Pangkogabwilhan I mempunyai wilayah kerja yang mencakup daratan, laut dan udara.
Wilayah darat meliputi Pulau Sumatera, DKI, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
Adapun wilayah laut mencakup perairan di sekitar Sumatera, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Alur LAut Kepulauan Indonesia (ALKI-1) beserta perairan sekitarnya.
Kawasan udara mencakup wilayah di atas Sumatera, DKI jakarta, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan ALKI-1 beserta perairan sekitarnya.
Yudo juga sempat menjabat sebagai Panglima Komando Armada 1.
Laksamana Madya Yudo Margono lahir di Madiun, Jawa Timur, 26 November 1965.
Melansir dari Wikipedia, berikut pendidikan militer Laksamana Madya Yudo Margono :
– AAL (1988)
– Kursus Korbantem (1989)
– Kursus Perencanaan Operasi Amphibi (1990)
– Kursus Pariksa (1992)
– Dikspespa/Kom Angkatan 6 (1992/1993)
– Diklapa ll/Koum Angkatan 11 (1997/1998)
– Seskoal A-40 (2003)
– Sesko TNI A-38 (2011)
– Lemhannas Rl PPRA A-52 (2014)
Karier militer :
– Asisten Perwira Divisi (Aspadiv) Senjata Artileri Rudal di KRI YNS 332 (1988)
– Kadep Ops KRI Ki Hajar Dewantara 364
– Palaksa KRI Fatahillah 361
– Komandan KRI Pandrong 801
– Komandan KRI Sutanto 877
– Komandan KRI Ahmad Yani 351
– Komandan Lanal Tual (2004—2008)
– Komandan Lanal Sorong (2008—2010)
– Komandan Satkat Koarmatim (2010—2011)
– Komandan Satkor Koarmatim (2011—2012)
– Komandan Kolat Armabar (2012—2014)
– Paban II Opslat Sops Mabesal (2014—2015)
– Komandan Lantamal I Belawan (2015—2016)
– Kepala Staf Koarmabar (2016—2017)
– Pangkolinlamil[1][2][3] (2017—2018)
– Pangarmabar (2018)
– Pangarmada I (2018—2019)
– Pangkogabwilhan I (2019—2020)
– Kasal (mulai 2020 – )
2. Marsekal TNI Fadjar Prasetyo
Melansir dari Antara, Marsekal Fadjar Prasetyo sebelum menjadi KASAU mengemban tugas sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan II (Pangkogabwilhan II).
Fadjar merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1988.
Pria kelahiran Jakarta, 9 April 1966, itu mulai meniti karier militernya sebagai sebagai penerbang A-4 Skyhawk di Skuadron 11 Lanud Sultan Hasanuddin pada tahun 1990 hingga 1995.
Sejak 1995, dia ditugaskan menjadi perwira penerbang di Skuadron Udara 17 Lanud Halim Perdanakusuma. Dia menerbangkan pesawat Fokker F-28 dan Boeing B-707.
Selanjutnya, menjadi Komandan Skuadron Udara 17 dan menerbangkan Boeing 737-200. Fadjar pun sempat menjadi Atase Pertahanan.
Fadjar juga pernah menjabat sebagai Direktur Pendidikdan dan Latihan (Dirdiklat) Komando Pendidikan dan Latihan Angkatan Udara.
Pada tahun 2016 hingga 2018, Fadjar diberikan amanah untuk menjabat sebagai Danlanud Halim Perdanakusuma ke-39.
Kariernya pun makin moncer, Fadjar menduduki posisi penting, seperti Panglima Komando Operasi TNI AU (Pangkoopsau) I pada tahun 2018-2019.
Saat itu, Fadjar dinilai sukses melaksanakan berbagai tugas operasi, seperti operasi Lintas Rajawali, Tangkal Rajawali, Kawal Rajawali, Sayap Rajawali, Lintas Udhaya, serta latihan Jalak Sakti.
Dalam operasi tersebut, Fadjar juga berhasil mencatatkan prestasi yang baik karena dalam pelaksanaan operasinya berlangsung aman dan lancar dengan predikat zero accident.
Selain itu, Fadjar juga berhasil membawa Koopsau I membantu pemerintah dalam berbagai bidang sosial dan kemanusiaan.
Misalnya, Operasi TMC, menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera dan Kalimantan, penanggulangan bencana gempa bumi di Palu, serta evakuasi korban unjuk rasa di Wamena.
Selain itu, Fadjar Prasetyo juga ikut menyukseskan program Pembinaan Potensi Dirgantara atau Binpotdirga.
Kala itu, dia mengadakan program karya bakti, baik dalam bentuk bedah rumah, renovasi tempat ibadah, operasi mata katarak, maupun pengobatan gratis lainnya.
Dalam program itu, dia juga memberikan paket sembako kepada sejumlah masyarakat yang membutuhkan.
Sebelum ditunjuk menjadi KASAU, Fadjar menduduki jabatan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) II, sebuah organisasi TNI yang baru diresmikan oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto pada tahun 2019.
Berikut riwayat Jabatannya :
– Pa Pnb Skadud 11 Lanud Hasanuddin
– Kasubsilat Silat Disops Skadud 17 Lanud Halim P
– Instruktur Pnb Skadik 101 Lanud Adi
– Wadanyon III Resimen Chandradimuka Akmil
– Danskadud 17 Lanud Halim P
– Kasubdis SAR/VAL Dislambangjaau
– Atase Udara di Malaysia
– Dan Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma (2013)
– Paban VI/Binprof Sopsau
– Dirdiklat Kodiklatau
– Danlanud Halim Perdananakusuma[1][2][3] (2016—2018)
– Pangkoopsau II (2018)
– Pangkoopsau I (2018—2019)
– Pangkogabwilhan II (2019—2020)
– Kasau (2020—)
Source : Tribun Jogja
Komentar