Lima Puluh Kota — Tanaman kopi merupakan salah satu komoditas unggulan yang dapat menambah penghasilan petani di wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota. Salah satu daerah penghasil kopi tersebut adalah Nagari Harau, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, di mana berkebun kopi telah menjadi salah satu mata pencaharian utama warga setempat.
Di sela-sela menjalankan tugasnya sebagai anggota Satgas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD), Sertu Deni menyempatkan diri untuk menyambangi warga produsen kopi Arabica, Bapak Asrul. Dalam kunjungannya itu, Sertu Deni tidak hanya bersilaturahmi, tetapi juga sekaligus belajar secara langsung mengenai cara menyeduh kopi Arabica yang benar. Ia mengikuti seluruh proses mulai dari menggiling biji kopi hingga menjadi bubuk kopi yang siap untuk diseduh.
Meskipun sebelumnya Sertu Deni belum terbiasa dengan kegiatan menggiling biji kopi, namun ia terlihat cepat beradaptasi dan menunjukkan semangat yang tinggi untuk mengetahui bagaimana cara mengolah biji kopi hingga menjadi bubuk kopi siap saji. Rasa ingin tahunya yang besar membuatnya antusias mengikuti setiap tahapan yang diajarkan oleh Bapak Asrul.
Sertu Deni mengakui bahwa ini adalah pengalaman pertamanya dalam menggiling biji kopi. Namun, setelah diajari teknik dasarnya oleh warga, dirinya mulai terbiasa dan dapat melakukannya dengan baik.
“Saya belum pernah menggiling biji kopi sebelumnya, tapi karena sudah diajari tekniknya oleh warga, saya mulai terbiasa. Ini adalah pengalaman baru yang sangat berkesan,” ujar Sertu Deni.
Kegiatan yang dilakukan oleh anggota Satgas TMMD ini menjadi cerminan nyata dari kuatnya hubungan antara TNI dan rakyat. Keterlibatan langsung prajurit TNI dalam aktivitas warga menunjukkan bahwa nilai kemanunggalan TNI dengan rakyat masih sangat terjaga hingga saat ini.
“Ini adalah bentuk kemanunggalan TNI dan rakyat. Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas TMMD ini rata-rata adalah anak petani yang berasal dari rakyat, dan kita pun harus tetap merakyat. Karena bersama rakyat, TNI kuat,” tutup Sertu Deni.
(FajriHR).
Komentar